Cara Pendaftaran Akun Ceisa 4.0
Dikutip dari laman Instagram @bravobeacukai bahwa Implementasi Ceisa 4.0 akan segera dilakukan secara bertahap, ada 2 cara untuk mendapatkan akun Ceisa 4.0
1. Pendaftaran User Baru
· Buka laman portal.beacukai.go.id
· Klik pendaftaran user baru
· Isikan data-data perusahaan
· Klik daftar dan klik yakin
· Pastikan alamat email yang diisikan adalah alamat email aktif perusahaan
· Link aktivasi email akan di kirimkan ke alamat email yang didaftarkan, konfirmasi pendaftaran melalui email
2. Aktivasi Akun Lama
· Buka Laman portal.beacukai.go.id
· Klik pendaftaran user Baru
· Klik “Aktivasi Akun Lama”, isi user name dan password portal pengguna jasa lalu klik “Migrasikan Akun”
· Kemudian sistem akan menampilkan data dari informasi akun lama
· Klik migrasi
· Konfirmasi pendaftaran melalui email pendaftaran akun lama
Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi siber dan teknologi otomatisasi. Revolusi Industri 4.0 dikenal juga dengan istilah “cyber physical system”. Konsep penerapannya berpusat pada otomatisasi. Dibantu teknologi informasi dalam proses pengaplikasiannya, keterlibatan tenaga manusia dalam prosesnya dapat berkurang. Dengan demikian, efektivitas dan efisiensi pada suatu lingkungan kerja dengan sendirinya bertambah. Dalam dunia industri, hal ini berdampak signifikan pada kualitas kerja dan biaya produksi. Namun sesungguhnya, tidak hanya industri, seluruh lapisan masyarakat juga bisa mendapatkan manfaat umum dari sistem ini.
Dalam Revolusi Industri 4.0, setidaknya ada lima teknologi yang menjadi pilar utama dalam mengembangkan sebuah industri siap digital, yaitu: Internet of Things, Big Data, Artificial Intelligence, Cloud Computing dan Additive Manufacturing. 1. Internet of Things (IoT) IoT merupakan sistem yang menggunakan perangkat komputasi, mekanis, dan mesin digital dalam satu keterhubungan (interrelated connection) untuk menjalankan fungsinya melalui komunikasi data pada jaringan internet tanpa memerlukan interaksi antarmanusia atau interaksi manusia dan komputer. Sistem IoT mengintegrasikan empat komponen, yaitu: perangkat sensor, konektivitas, pemrosesan data, dan antarmuka pengguna. Contoh aplikasi IoT di Indonesia: Gowes (IoT untuk bike sharing), eFishery (IoT pemberi pakan ikan otomatis), Qlue (IoT untuk smart city), dan Hara (IoT untuk pangan dan pertanian). 2. Big Data Big Data adalah istilah yang menggambarkan volume besar data, baik terstruktur maupun tidak terstruktur. Namun bukan jumlah data yang penting, melainkan apa yang dilakukan organisasi terhadap data. Big Data dapat dianalisis untuk pengambilan keputusan maupun strategi bisnis yang lebih baik. Penyedia Layanan Big Data Indonesia, antara lain: a. Sonar Platform; b. Paques Platform; c. Warung Data; d. Dattabot.
3. Artificial Intelligence (AI) AI merupakan sebuah teknologi komputer atau mesin yang memiliki kecerdasan layaknya manusia dan bisa diatur sesuai keinginan manusia. AI bekerja dengan mempelajari data yang diterima secara berkesinambungan. Semakin banyak data yang diterima dan dianalisis, semakin baik pula AI dalam membuat prediksi. Aplikasi chatbot dan pengenalan wajah (face recognition) merupakan salah satu contoh penerapan AI.
4. Cloud Computing Komputasi awan (cloud computing) adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi, dimana pengguna komputer diberikan hak akses (login) menggunakan cloud untuk dapat mengkonfigurasi peladen (server) melalui internet. Contohnya, hosting situs web berbentuk peladen virtual. Ada tiga jenis model layanan dari komputasi awan, yaitu: • Cloud Software as a Service (SaaS), layanan untuk menggunakan aplikasi yang telah disediakan oleh infrastruktur awan; • Cloud Platform as a Service (PaaS), layanan untuk menggunakan platform yang telah disediakan, sehingga pengembang hanya fokus pada pengembangan aplikasi; • Infrastructure as a Service (IaaS), layanan untuk menggunakan infrastruktur yang telah disediakan, dimana konsumen dapat memproses, menyimpanan, berjaringan, dan memakai sumber daya komputasi lain yang diperlukan oleh aplikasi. Produk-produk cloud computing di Indonesia: a. K-Cloud; b. CloudKilat; c. Dewaweb; d. IDCloudHost; e. FreeCloud.
5. Addictive Manufacturing Additive manufacturing merupakan terobosan baru di industri manufaktur dengan memanfaatkan mesin pencetak 3D atau sering dikenal dengan istilah 3D printing. Gambar desain digital yang telah dibuat diwujudkan menjadi benda nyata dengan ukuran dan bentuk yang sama dengan desain sebenarnya atau dengan skala tertentu. Teknologi additive manufacturing mampu memproduksi lebih banyak desain dan memproduksi barang yang tidak bisa dibuat dengan teknologi manufaktur tradisional.
Mengenal PCI Express 4.0 atau yang dikenal dengan PCIe 4.0. Konsorsium PCI-SIG (Special Interest Group) telah meratifikasi dan merilis spesifikasi untuk PCIe 4.0 Specification Version 1. Pita lebar PCIe 3.0 adalah 8 GT/s (sekitar 1 GB/detik) per pita. Sedangkan kita mengenal PCI Express 4 menggandakannya dan menawarkan tingkat transfer 16 GT/s dengan konfigurasi lebar jalur fleksibel. Ini akan membuat peningkatan kinerja Input Output (I/O) yang berguna untuk penyimpanan PCIe NVMe & 3D XPoint, kecepatan jaringan , dan aplikasi Artificial Intelligent.
Dalam perjalanan pengembangannya, PCI Express (PCIe / Peripheral Component Interconnect Express) sebelumnya dinamakan HSI (High Speed InterConnect) dan mengalami pergantian nama menjadi 3GIO (3rd Generation I/O). Akhirnya PCI SIG (PCI Special Interest Group) menamainya menjadi PCI Express. PCI-SIG adalah sebuah grup yang terdiri lebih dari 900 perusahaan yang juga memelihara spesifikasi PCI konvensional.
PCIe berevolusi relatif cepat. Dimulai tahun 2003 dengan bandwidth hingga 8 GB/s dalam mode full duplex. Pada PCI Express 2.0 memiliki bandwidth 16 GB di tahun 2005 dan PCI Express 3.0 mencapai 32 GB/s bandwidth pada tahun 2010. Kita akhirnya mengenal PCI Express 4, sesudah 7 tahun akhirnya dirilis juga. Keterlambatan ini karena sulitnya untuk terus menggandakan bandwidth dalam antarmuka listrik yang kompatibel dengan sebelumnya dan faktor bentuk mekanis.
Kita mengenal PCI Express 4 dalam menghubungkan antara dua perangkat, dapat bervariasi ukurannya dari 1 hingga 32 jalur. PCI-Express memanfaatkan LVDS (Low-Voltage Differential Signalling) dimana data ditransmisikan lewat perbedaan tegangan antara kedua kabel yang digunakan. PCI-Express menggunakan data packet, tidak menggunakan clock tersendiri. Clock di-recover dari data stream. Adapun sambungan antara dua perangkat PCI Express disebut dengan link. Link ini setidaknya harus punya satu lajur. Sebuah lajur memiliki 2 LVDS, 1 untuk mengirim (transmit) dan 1 lagi untuk menerima (receive). Jadi pada sebuah lajur ada 4 kabel untuk data. Kecepatan setiap LVDS adalah 2,5 GT/s (PCI Express 1.x), 5 GT/s (PCI Express 2.x), 8 GT/s (PCI Express 3.0), dan 16 GT/s (PCI Express 4.0). Karena LVDS untuk mengirim berbeda dengan untuk menerima, pengiriman dan penerimaan bisa dilakukan sekaligus, masing-masing dengan kecepatan penuh.
Kartu PCI Express (x1) jalur tunggal dapat dimasukkan ke dalam slot multi-jalur (x4, x8, dll.), Dan siklus inisialisasi secara otomatis menegosiasikan jumlah jalur tertinggi yang didukung. Perangkat dapat secara dinamis mengkonfigurasi dirinya sendiri untuk menggunakan lebih sedikit jalur, memberikan toleransi kegagalan jika ada jalur yang buruk atau tidak dapat diandalkan. Standar PCI Express menentukan x1, x2, x4, x8, x12, x16 dan x32.
Hal ini memungkinkan bus PCI Express untuk melayani aplikasi yang sensitif biaya di mana keluaran tinggi tidak diperlukan, aplikasi yang mengutamakan kinerja seperti grafik 3D, jaringan (10 Gigabit Ethernet atau multiport Gigabit Ethernet), dan penyimpanan perusahaan (SAS atau Fibre Channel).
Semua kartu PCI express dapat menghabiskan hingga 3 Ampere di +3,3 Volt ( 9,9 Watt ). Jumlah +12 Volt dan total daya yang dapat mereka konsumsi bergantung pada jenis kartu:
Konektor opsional menambahkan 75 W (6-pin) atau 150 W (8-pin) dengan daya +12 V hingga total 300 W (2×75 W + 1×150 W).
Beberapa kartu menggunakan dua konektor 8-pin, tetapi ini belum distandarisasi sejak 2018. Oleh karena itu kartu tersebut tidak boleh memiliki logo resmi PCI Express. Konfigurasi ini memungkinkan total 375 W (1×75 W + 2×150 W) dan kemungkinan besar akan distandarisasi oleh PCI-SIG dengan standar PCI Express 4.0.
1. Seiring laju data meningkat, kinerja meningkat dan integritas sinyal terdegradasi.2. PCIe 4.0 controller mendapat informasi margin listrik untuk mengukur variasi toleransi.3. Memiliki tag dan kredit yang diperluas.4. Fitur yang bekerja sama untuk mengurangi latensi dan meningkatkan bandwidth.5. Virtualisasi I / O dan integrasi platform, dan penambahan skalabilitas jalur6. Peningkatan Reliability, Availability, Serviceability (RAS).
Dengan hadirnya Solid State Drive atau yang sering disebut dengan SSD berkecepatan tinggi telah memberikan sebuah peluang. Antarmuka penyimpanan untuk menghubungkan host bus adapter untuk perangkat penyimpanan massal seperti harddisk terus mengalami perubahan. Terbatasnya bandwidth yang ditawarkan oleh antarmuka Serial ATA (SATA) yang saat ini sebesar 6 Gbps membuat vendor mulai beralih menggunakan PCI Express sebagai antarmukanya. SSD mulai hadir sebagai kartu tambahan yang dipasangkan ke slot PCI Express maupun dipasangkan ke slot M.2 yang memanfaatkan PCI Express. Media simpan yang memanfaatkan 3D XPoint dengan flash memorinya juga dapat memanfaatkan antarmuka PCI Express.
Dalam mengenal PCI Express 4, teknologi ini juga membantu menyediakan dukungan terhadap banyak perangkat tanpa harus berbagi pakai lajur PCI Express. Ini bisa mengurangi bottleneck yang terjadi saat banyak perangkat terhubung sekaligus ke chipset southbridge menuju prosesor. Juga mendukung perangkat yang membutuhkan bandwidth yang tinggi.
Pada bulan Juni selama Computex 2019, Solid state drive (SSD) dan kartu grafis dengan dukungan PCIe 4.0 sudah hadir. AMD, Corsair , dan Gigabyte saat itu sudah memulai memperlihatkan dukungannya.
Langganan Info Terbaru
Gabung dalam komunitas Pajakku, dapatkan berita dan solusi perpajakan terbaru